... Nothing is Impossible - ZeroOne

Nothing is Impossible

Ilustrasi
Suara berisik dari sebuah perahu "Katinting" mengawali perjalananku tuk mengisi waktu libur. Siang itu, awan hitam yang sepertinya ingin memuntahkan kandungannya tak membuat Aku dan kawanku, Agus, mengurungkan niat untuk memancing ikan di laut.

Berada diatas perahu kecil yang hanya menampung sekitar 2 orang saja, menyaksikan burung-burung camar yang beterbangan dipermukaan laut sebagai pertanda adanya kumpulan ikan Cakalang (Tuna) disitu membuat suasana hatiku kian gembira. Apalagi ini pengalaman pertamaku memancing ikan di lautan.

Namun kegembiraan itu sedikit mengecewakan sebab ikan cakalang itu tak bisa dipancing. Why? Sebab pancing yang kami bawa hanya untuk menangkap ikan yang berukuran lebih kecil dari Cakalang.

"Adoh, Saya lupa bawa pancingnya" kata Agus dengan nada kesal usai memeriksa peralatan "tempur"  kami.

Jengkel? sudah pasti Iya, lebih tepatnya sangat menjengkelkan. Apalagi keberadaan kumpulan ikan-ikan itu hanya kami yang tahu. Nelayan yang lainnya berada cukup jauh dari lokasi ikan itu. Biasanya, kata kawanku para nelayan ketika melihat bulan camar yang "menari-nari" di permukaan laut dengan segera mereka akan langsung tancap gas kelokasi itu.

But, tak apalah toh tujuan kami hanya mengisi waktu libur dan mencari kegembiraan. Tak seperti para nelayan itu yang menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan laut. Kami pun meninggalkan rombongan ikan-ikan tersebut menuju ke tempat yang lebih jauh lagi. Mencari ikan yang sesuai dengan alat pancing yang kami bawa.

Menyusuri luasnya hamparan lautan bersama tiupan angin laut membuat rasanya mata ini tak bisa terus terjaga. Melihat perahu "tunggangan" tak memungkinkan untuk memenuhi beratnya mata ini. Namun dalam kamus Ilmiahku "Nothing is impossible"

Akhirnya, ide membaringkan tubuh ini terpecahkan. Di ujung lancip kapal yang ukurannya kurang dari setengah meter. Meski hanya punggung dan kepala sajalah yang mampu ditampungnnya, sementara kakiku dilipat ke bawah rasanya sudah cukup. Apalagi suara mesin katinting berkolaborasi dengan buayaan ombak serta tiupan angin bagaikan kesatuan Orkestra (pertunjukan musik) berjalan padu hingga mengantarkan mata ini tuk terlelap sejenak dalam raduan hari yang mulai senja itu.