"Cintaku on sale"..
Malam lalu, waktu Aku dan
kawan-kawanku sedang party, pesta Alkohol, nyanyi dan ber DERO (tarian
khas masyarakat Sulteng, mirip tarian LULO khas suku
Mekongga-Tolaki,Sutra), kamu kembali hadir, menyusup dimalam mingguku..
melalui eS-eM-eS, lagi-lagi kamu merasa "terusik" atas catatan yang
sebelumnya Aku buat.
Apa yang buatmu merasa terusik? bukankah setiap aku menuliskan ide-ide yang berserakan di jaras otakku,tak pernah sekalipun menyebut namamu, lalu mengapa kamu merasa bahwa objek dalam tulisan itu adalah kamu? begitu tanyaku,membalas pesan singkat dari nomor yang tak memiliki nama itu..
" Memang kw tak mengatakan namaQ,tp perkataanmu.. Jelas ak merasa,sapah yg hub km diakhr oktober, sapah yg meminta maaf, i2 ak. KnpK mesti diFB,apah kw mw membritahukan smua org? ak munafik, ak pembohong,air mataQ yg menutupi sgala kmunafikanQ. kata2 apa lg yg kw mw brkan?? 7 thun kt sama2, apakah zmua i2 kbohongan? kemuanfikan? smua yg z lakukan pzti ada sebabx koreksilah dri sndiri ", balasmu menjawab pertanyaanku itu.
Kamu tak suka disebut, Kerudungmu membungkus segala sifat munafikmu, penuh kebohongan dan Penghianat, kamu mengakui apa yang kamu lakukan itu tidak benar, alasannya, dengan cara begitu kamu bisa melupakan semua yang telah kita lakukan, kamu juga bilang sudah berusaha semampumu agar keluargamu bisa terima aku. katamu juga bahwa semua itu karna aku. Dan yang paling menggelitik bagiku ketika kamu bilang hingga detik ini hatimu hanya untuku, dan kamu pun masih sempat-sempatnya menuliskan kata "Miss U" dengan dua titik dibelakangnya via eS-eM-eS dimalam yang sama.
Membaca itu, Aku hanya bisa menggelengkan kepala,meneguk isi dari gelas yang berisi Alkohol, ku bergumamam dalam hati "sungguh munafik dan piciknya dirimu,begitu pandainya berucap tapi tak pernah tahu bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Aku tak pernah punya niat membalasmu,sedikitpun, bukankah kamu tahu, dari dulu Aku selalu menumpahkan segala hal yang ada dalam jaras otaku melalui tulisan? Tak ingatkah, ketika kamu berbuat kesalahan yang sama, aku hanya diam tak ingin bicara denganmu, sebagai bentuk ungkapan kekecewaanku, itu ku lakukan hanya demi mencegah kita bertengkar, mengalah agar tak mendengar suara tangismu.
DIAM begitulah caraku tak menghakimimu, dan berharap kamu bisa belajar dari kesalahanmu tapi tetap saja itu membuatmu Jatuh pada lubang yang sama, terus saja berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama, terus, terus dan terus kau ulangi, dan melalui tulisan Aku menumpahkan kekecewaanku, melalui tulisan kamu pun tahu apa yang buat aku marah hingga tak mau bicara dengamu, tak ingatkah itu? jika dirimu benar-benar lupa itu, berarti memori tentang kita tak pernah ter-save dalam ingatanmu, wajarlah bila "PENGHIATANMU" dilakukan dengan sadar se sadar-sadarnya tanpa beban dipundakmu. Itu juga membuktikan bahwa 7 tahun yang kita lalui, dirimu benar-benar tak mengenalku, bagimu Aku hanya pengisi waktu luangmu, kisah kita tak pernah ada dalam kehidupanmu.
Jika kamu benar-benar mengenalku, seharusnya kamu tahu dan memahami, Melalui tulisan, begitulah caraku mengobati luka yang kau tinggalkan, begitulah caraku berdiri kembali setelah terjatuh, begitulah caraku menepis bisikan "janji manis" yang sering kau ucupkan, begitulah caraku menghapus "Jejak-jejak" langkahmu, begitulah cara yang paling ampuh menghilangkan segala "kegalauanku" dan begitulah cara pria biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa menyelesaikan masalahnya. Jadi, buanglah segala pikiran negetifmu bahwa apa yang Aku lakukan ini bukanlah untuk membalasmu.
Dan Selama 7 tahun itu, setidaknya dengan segala kemampuan yang kumiliki bisa terus menjaga komitmen yang telah kita sepakati bersama, itu juga semakin mempertegas perkataanku kepadamu, bahwa tak akan pernah keluar dari bibirku kata "perpisahan" kecuali kamu yang katakan itu terlebih dahulu. Toch juga episode akhirnya kamu sendirilah yang melanggar komitmen itu,bukan Aku. Jika demikian, maka pertanyaanmu, beginikah caraku membalasmu? seharusnya, pertanyaan itu bukanlah buatku, tapi buatmu. Beginilkah caramu membalasku?
Kamu juga masih pura-pura peduli dengan keadaanku, berharap Aku bisa melewati semua ini. Tak perlu kamu menunjukan kebaikan hatimu lagi kepadaku. Tanpa kamu katakan itu pun, nyatanya Aku masih bernafas dan Aku masih bisa tertawa. Bukankah itu menunjukan bahwa Aku masih bisa berdiri tanpamu?
So,untuk yang kesekian kalinya, berhentilah mengusik dan merasuk dalam kehidupanku, Aku cukup bahagia saat ini meski tanpamu lagi, jalani saja hidupmu bersama "BONEKA" pajanganmu itu. Aku muak mendengar ocehanmu, aku benci segala hal yang pernah keluar dari kedua bibir yang penuh dengan KEBOHONGAN dan tipu daya muslihat dibalik kerudung dan keluguan parasmu itu. Aku tahu betul setiap untaian kata cinta, sayang dan rindu yang pernah ku dengar darimu, begitu seringnya kau "OBRAL", tidak lebih sebagai barang dagangan bagimu. Atau mungkin sebaiknya munculkan saja iklannya "Cintaku on sale"..
Luwuk, November 2012
Apa yang buatmu merasa terusik? bukankah setiap aku menuliskan ide-ide yang berserakan di jaras otakku,tak pernah sekalipun menyebut namamu, lalu mengapa kamu merasa bahwa objek dalam tulisan itu adalah kamu? begitu tanyaku,membalas pesan singkat dari nomor yang tak memiliki nama itu..
" Memang kw tak mengatakan namaQ,tp perkataanmu.. Jelas ak merasa,sapah yg hub km diakhr oktober, sapah yg meminta maaf, i2 ak. KnpK mesti diFB,apah kw mw membritahukan smua org? ak munafik, ak pembohong,air mataQ yg menutupi sgala kmunafikanQ. kata2 apa lg yg kw mw brkan?? 7 thun kt sama2, apakah zmua i2 kbohongan? kemuanfikan? smua yg z lakukan pzti ada sebabx koreksilah dri sndiri ", balasmu menjawab pertanyaanku itu.
Kamu tak suka disebut, Kerudungmu membungkus segala sifat munafikmu, penuh kebohongan dan Penghianat, kamu mengakui apa yang kamu lakukan itu tidak benar, alasannya, dengan cara begitu kamu bisa melupakan semua yang telah kita lakukan, kamu juga bilang sudah berusaha semampumu agar keluargamu bisa terima aku. katamu juga bahwa semua itu karna aku. Dan yang paling menggelitik bagiku ketika kamu bilang hingga detik ini hatimu hanya untuku, dan kamu pun masih sempat-sempatnya menuliskan kata "Miss U" dengan dua titik dibelakangnya via eS-eM-eS dimalam yang sama.
Membaca itu, Aku hanya bisa menggelengkan kepala,meneguk isi dari gelas yang berisi Alkohol, ku bergumamam dalam hati "sungguh munafik dan piciknya dirimu,begitu pandainya berucap tapi tak pernah tahu bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Aku tak pernah punya niat membalasmu,sedikitpun, bukankah kamu tahu, dari dulu Aku selalu menumpahkan segala hal yang ada dalam jaras otaku melalui tulisan? Tak ingatkah, ketika kamu berbuat kesalahan yang sama, aku hanya diam tak ingin bicara denganmu, sebagai bentuk ungkapan kekecewaanku, itu ku lakukan hanya demi mencegah kita bertengkar, mengalah agar tak mendengar suara tangismu.
DIAM begitulah caraku tak menghakimimu, dan berharap kamu bisa belajar dari kesalahanmu tapi tetap saja itu membuatmu Jatuh pada lubang yang sama, terus saja berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama, terus, terus dan terus kau ulangi, dan melalui tulisan Aku menumpahkan kekecewaanku, melalui tulisan kamu pun tahu apa yang buat aku marah hingga tak mau bicara dengamu, tak ingatkah itu? jika dirimu benar-benar lupa itu, berarti memori tentang kita tak pernah ter-save dalam ingatanmu, wajarlah bila "PENGHIATANMU" dilakukan dengan sadar se sadar-sadarnya tanpa beban dipundakmu. Itu juga membuktikan bahwa 7 tahun yang kita lalui, dirimu benar-benar tak mengenalku, bagimu Aku hanya pengisi waktu luangmu, kisah kita tak pernah ada dalam kehidupanmu.
Jika kamu benar-benar mengenalku, seharusnya kamu tahu dan memahami, Melalui tulisan, begitulah caraku mengobati luka yang kau tinggalkan, begitulah caraku berdiri kembali setelah terjatuh, begitulah caraku menepis bisikan "janji manis" yang sering kau ucupkan, begitulah caraku menghapus "Jejak-jejak" langkahmu, begitulah cara yang paling ampuh menghilangkan segala "kegalauanku" dan begitulah cara pria biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa menyelesaikan masalahnya. Jadi, buanglah segala pikiran negetifmu bahwa apa yang Aku lakukan ini bukanlah untuk membalasmu.
Dan Selama 7 tahun itu, setidaknya dengan segala kemampuan yang kumiliki bisa terus menjaga komitmen yang telah kita sepakati bersama, itu juga semakin mempertegas perkataanku kepadamu, bahwa tak akan pernah keluar dari bibirku kata "perpisahan" kecuali kamu yang katakan itu terlebih dahulu. Toch juga episode akhirnya kamu sendirilah yang melanggar komitmen itu,bukan Aku. Jika demikian, maka pertanyaanmu, beginikah caraku membalasmu? seharusnya, pertanyaan itu bukanlah buatku, tapi buatmu. Beginilkah caramu membalasku?
Kamu juga masih pura-pura peduli dengan keadaanku, berharap Aku bisa melewati semua ini. Tak perlu kamu menunjukan kebaikan hatimu lagi kepadaku. Tanpa kamu katakan itu pun, nyatanya Aku masih bernafas dan Aku masih bisa tertawa. Bukankah itu menunjukan bahwa Aku masih bisa berdiri tanpamu?
So,untuk yang kesekian kalinya, berhentilah mengusik dan merasuk dalam kehidupanku, Aku cukup bahagia saat ini meski tanpamu lagi, jalani saja hidupmu bersama "BONEKA" pajanganmu itu. Aku muak mendengar ocehanmu, aku benci segala hal yang pernah keluar dari kedua bibir yang penuh dengan KEBOHONGAN dan tipu daya muslihat dibalik kerudung dan keluguan parasmu itu. Aku tahu betul setiap untaian kata cinta, sayang dan rindu yang pernah ku dengar darimu, begitu seringnya kau "OBRAL", tidak lebih sebagai barang dagangan bagimu. Atau mungkin sebaiknya munculkan saja iklannya "Cintaku on sale"..
Luwuk, November 2012